Jumat, 22 Januari 2010

Susaaaah Banget Menuangkan dalam Kata-kata

Pernah nggak kalian mengalami seperti yang ditulis Stella di bawah ini?



Justru itu masalahnya.. Ide-ide buat novel lain yang bermunculan, juga sama aja stuck ditengah2... Jadinya, aku ga pernah bisa nyelesain novel itu.. Bener-bener bingung banget.. Pada dasarnya aku udah tau jalan ceritanya. Tapi susah banget dituangkan ke dalam kata2.. Selain itu, aku juga bingung mau ngelanjutin pake cerita yang kaya gimana.. Tapi, untuk garis besar novelnya, aku udah tau..


Memang butuh latihan, tekad, dan semangat untuk menyelesaikan novel. Istilahnya bikin novel itu adalah lari marathon 10K. Napas harus benar-benar panjang. Pandai-pandailah mengaturnya.



Bagus sekali kalau kamu sudah menyiapkan garis besar novel kamu. Itu artinya kerangka sudah ada. Saran saja, kalau bisa buatlah kerangka dengan lebih detail so ceritamu bisa lebih jelas dan nyata.



Kalau kerangka sudah ada dan sudah mendetail pula, tetap macet karena SUSAH MENGUNGKAPKAN DALAM KATA-KATA, nah … perlu penanganan ekstra nih.



Pernah nggak teman-teman merasakan demikian, rasanya cerita itu udah berjubelan di otak, tapi kok susah banget ya menuangkannya ke dalam kertas?



Cara ngatasinnya gimana dong? LATIHAN. LATIHAN. LATIHAN. Udah pernah aku singgung dalam blog ini, menulis itu ibarat melukis. Itu bisa jadi pelukis kamu perlu banyak-banyak-banyak latihan. Pertama bikin sketsa dulu, lalu meningkat jadi lukisan yang lebih rumit dan rumit.



Tips ini mungkin bisa membantu:



1. Buatlah kalimat yang sederhana. Sederhana di sini bisa berarti lebih gampang dimengerti. Lihat deh kalimat ini:

Semua polisi harus melakukan penegakan hukum.

Semua polisi harus meneggakkan hukum.



Ia bernyanyi dengan nada tidak tepat.

Ia bernyanyi sumbang.



Kalimat kedua lebih simpel kan?



2. Mulailah dengan kalimat yang pendek.

Kalimat yang panjang punya kecenderungan melelahkan pembaca dan lebih sulit dimengerti. Bagi penulis kalimat panjang juga melelahkan lho.



Ibu gemuk yang membawa berbagai macam bawaan dari bus dan menggandeng anaknya itu terlihat marah-marah kepada seorang bapak yang sejak tadi berdiri di sampingnya di dalam bus, sementara si bapak itu memandang si ibu yang memarahinya dengan pandangan tidak mengerti.



Capek deh nulisnya! Apalagi bacanya. Satu kalimat sepanjang itu bisa dipecah menjadi beberapa kalimat pendek yang lebih bernas.



Begitu turun dari bus, ibu gemuk itu langsung marah-marah si bapak. Bapak itu tadinya berdiri di samping si Ibu di dalam bus. Si Ibu masih membawa bawaan segambreng dan menggandeng anaknya. Sementara, Si Bapak memandangnya bengong tak mengerti.



Jangan salah mengerti ya, bukannya kita nggak boleh membuat kalimat panjang. Yang penting adalah strukturnya tetap mudah dicerna.



3. Terus galilah kosakata.

Salah satu alasan mengapa kita macet baik dalam menulis atau bicara adalah kita tidak bisa menemukan kosakata yang tepat.



Pernah nggak terjadi kayak gini, “Nah kan kita nggak punya … apa tuh … organisasi … apaan …?”

“Apaan sih?”

“Itu lho yang kayak menentukan kedudukan ketua, wakil ketua, bendahara, anggota …”

“Susunan?”

“Iya, kayak gitu deh, tapi bukan maksudku.”

“Bukan susunan? Tatanan Organisasi mungkin?”

“Eng iya, tapi apa sih kata yang sering dipakai?”

“Struktur?”

“Yap! Itu! Ya ampun, kok susah banget ya.”



Yup, seperti memori komputer, kalau kamu mau jadi penulis, otakmu harus nyimpen banyak sekali kata.



Bagaimana rasanya jatuh cinta? Apa kata yang tepat untuk menggambarkannya? Senang? Berbunga-bunga? Deg-degan? Melayang? Terbang ke awang-awang? Atau malah mungkin cemas? Grogi? Malu? Kikuk?



Mungkin semua kata “yang basi” itu nggak tepat. Kamu harus cari kata lain, contohnya: jatuh cinta itu kayak naik roaller coaster, naik turun, bikin deg-degan, tapi asyik sih.



Intinya, nggak ada jalan lain selain kamu harus banyak mengoleksi kata dan kreatif memadu-padankannya. Jangan lupa, ada lho buku yang bisa membantu, namanya Thesaurus. Ini buku mirip kamus yang menyediakan sinonim atau kata-kata yang mirip dengan suatu kata tertentu. Misalnya, untuk kata “hantam” kamu bisa mencari kata-kata yang mirip seperti “tonjok, tinju, pukul.”



Untuk pertanyaan terakhir tentang kirim novel, udah pernah dibahas sebelumnya, tapi yang jelas harus lewat pos.



Terus menulis ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar